Tuesday, April 6, 2010

Ustadz,Ulama, dan Kiayi yang (ternyata) lupa hadist nabinya

Aku murka dengan pendidikan bergenre islam ataupun lembaga pendidikan dengan embel embel islam yang melangit tanpa sudi menyentuh kolong jembatan, sisi sisi terluar dari pasar dan tempat pembuangan sampah. Persetan dengan SDIT, persetan lembaga Muhamadiyah, NU juga. Mana pemuda yang katanya tahu metode tarbiyah, mana ulama yang katanya hapal sirah Nabawiyah Muhammad SAW, mana kiayi yang hapal dengan kitab kuning yang arabnya plontos semua?. Bukankan mereka mereka itu yang hoby njiplak hadist berkoar koar ”bodoh mendekatkan diri kepada kemiskinan, dan kemiskinan sangat dekat dengan kekafiran”
Seharusnya, kalau mereka memang serius njiplak hadist jujungannya tentunya mereka juga harus melaksanakan omongannya. Bukankah (menurut mereka juga) Tuhan begitu membenci orang orang yang berkata ini itu namun tidak bisa melakukannya. Mereka seharusnya mendirikan sekolah rakyat mampu dijangkau rakyat miskin, bukan sekolah SDIT yang cuma ada modal besar berputar di dalamnya, universitas universitas NU dan Muhamadiyah yang harga masuknya Naudzubillah..
Mana hakikat islam yang mencela kebodohan? Kapan orang orang miskin yang kebanyakan justru orang islam bisa naik derajatnya kalau ulama, ustadz, dan kiayinya masih belum berpikir untuk menciptakan sistem pendidikan yang mampu dijangkau kalangan bawah.
Kenapa justru orang orang yang kalian anggap tidak bertuhan, kiri, tak tau agama atau apalah yang lebih tahu hakikat kebodohan, arti sakitnya sebuah ketidaktahuan, dan mahalnya sebuah martabat. Gerombolan ini tak menunggu untuk kaya untuk segera bersedekah membangun sekolah gratis, tapi para punkers pig, left’s atau sosialis dalam puncak kemiskinan pun memberikan apa yang mereka punya. Mungkin benar apa kata DR.Syafii Antonio,M.Ec yang menyebutkan bahwa shalawat nabi hanya ada dibibir, barzanzi hanya diucapkan, dan sholat zakat sebatas diritualkan. Memang ilmu hikmah bukan monopoli para ustadz, ulama, atau kiayi saja.
(capungdewangga,070310)

No comments: