Friday, November 28, 2008

kenangan aksi

Saturday, 01 November 2008
Sejak Indonesia berdiri, negeri ini tetap tegak berdiri meski terus terjadi guncangan. Mengapa Indonesia sampai saat ini tidak runtuh?
''Kita memiliki kekuatan yang tidak disadari yakni kebangsaan, keindonesiaan, ketahanan, karakter, sikap tak kenal menyerah yang bersumber dari budaya bangsa. Kekuatan yang tidak kentara ini atau invisible power sangat dahsyat, jika dibandingkan dengan sumber daya alam, sumber daya manusia, atau sumberdaya uang,'' kata Presiden Susilo Bambang Yudhoyono saat menyampaikan orasi kebudayaan nasional dalam rangka Dies Natalis Ke-51 Undip di gedung Prof Soedarto SH, kemarin (30/10).

Pengertian budaya, kata SBY, tak sebatas pada pertunjukan ketoprak, pameran lukisan, dan sebagainya. Dia setuju dengan pendapat Rektor Undip Susilo Wibowo yang mengatakan bahwa makna kebudayaan saat ini mengalami reduksi karena masih diartikan sebagai seni dan budaya.

Menurut SBY, budaya juga mencakup nilai, sistem kepercayaan, gagasan, idealisme, cara pandang, mind set, iptek, dan perilaku sebuah bangsa terhadap masa depan. Karena itu SBY mendorong keinginan Undip untuk berada di garis depan dalam rangka pengembangan kebudayaan.

Sebab bangsa yang unggul adalah bangsa yang berkarakter kuat, karena karakter adalah akar dan sekaligus cerminan budaya sebuah bangsa. ''Tidak keliru jika Undip ingin berdiri di depan untuk terus meningkatkan, melestarikan, dan mengembangkan budaya bangsa.''

Demo Mahasiswa

Sementara itu, puluhan mahasiswa dari Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Undip, Unnes, dan Polines berunjuk rasa di jalan yang akan dilalui SBY yakni Jl Prof Soedarto SH. Polisi membubarkan demo yang berlangsung di depan pintu gerbang Polines tersebut.

Pembubaran karena mahasiswa itu tidak mengantongi izin. Empat mahasiswa juga diamankan petugas untuk dimintai keterangan di Mapolresta Semarang Selatan. Mereka adalah korlap aksi Apung Widadi dan Haryudi yang masing-masing adalah mahasiswa FE dan FT Undip. Dua lainnya adalah Agi Suprayogi (mahasiswa FE Unnes) dan Yuda Prakasa (FISIP Undip).

Kapolresta Semarang Selatan AKBP Drs Guruh Ahmad Fadiyanto MH melalui Kasat Reskrim AKP Gandung Sardjito SH mengatakan, ”Mereka diamankan untuk dimintai keterangan, setelah diperiksa keempatnya telah kami lepaskan.”
Sesuai peraturan, kata dia, izin penyampaian pendapat harus dilakukan minimal 3 hari sebelum aksi digelar.

Namun mahasiswa baru mengajukan izin pada Rabu (29/10) siang. Hal itulah yang menjadikan polisi tidak mengizinkannya.
Unjuk rasa diwarnai kericuhan. Seorang petugas berseragam TNI dengan kasar mendorong beberapa mahasiswa yang berada di tepi jalan.

Tak hanya itu, seorang wartawan TV nasional, Endang Istanti (34) juga terkena imbasnya. Ketika sedang merekam tindakan yang dilakukan oknum tersebut, kerah bajunya sempat ditarik oleh anggota TNI tersebut.

Karena tetap merekam aksi itu, oknum tersebut kemudian menepis kamera yang dipegang Endang. Wartawati tersebut kemudian didorong dengan kasar hingga terjengkang. (H11,J12,H23,H21-46: SM Online)

duh...gusti

assalamualaikum wr.wb
duh gusti...
sengaja kutulis lembaran ini untuk Mu
karena ku takut doaku tak sampai bila terucap
karena besarnya noda dijiwaku

duh gusti...
tolong aku..
raba hatiku!
bergetarkah?
sentuh jantungku
berdetakkah?
ahh,,,semua berjalan

ya Gusti..aku tak menyadari
ada sesuatu dalam jiwaku, mengusik ketenanganku yang telah lama diam
Porak poranda...

mungkin Kahlil Gibran menyempatkan diri untuk merasakan
Pijar itu Gusti, ku maknai..
senyumnya duh..Gusti, entah apakah malaikat maut tega kala menjemput nyawanya..

iya, Gusti..
mentari menyapaku, menghangati sumsum beku yang lama mengeras..mencairkan kesendirian,menggantikan kepedihan

Gusti..Aku tahu hadiah ini tak lain darimu..
sku tsk mampu berucap syukur padaMu, mengeja Ke Maha SucianMu.
karena lidahku kelu, ku sadar bahkan ku tak pantas menjadi hambaMu


Gusti..
jika ini anugerah terahirmu, sampaikan padaku
sebelum Izrail mencabut paksa satu satunya milikku

^capungdewangga281108^