Friday, October 17, 2008

Rekonseptualisasi pendidikan manusia

Bicara tentang pendidikan sama saja membicarakan kehidupan, sebab pendidikan merupakan proses yang dilakukan oleh setiap individi menuju arah yang lebih baik sesuai denga potensi kemanusiaan. Proses ini hanya berhenti ketika nyawa sudah tak ada dalam jasad manusia.Karena itu semua tratment yang ada dalam pendidikan harus memperhatikan hakikat manusia sebagai mahluk Tuhan denga fitrah yang dimiliki sebagai mahluk sosial sekaligus mahluk individual .
Namun, sayangnya sekarang telah terjadi dualisme keilmuan, dualisme hakikat tujuan fitrah pendidikan. Hal ini dikarenakan anggapan bahwa agama utnujk akhirat dan sains untuk dunia. Padahal menurutKuntowijoyo dalam bukunya “Islam Trasedental” menyatakan bahwa pendidikan agama khususnya Islam telah memegang komitmen yang tinggi dalam mengembangkakn ilmu pengetahuan, baik ilmu pengetahuan agama maupun sains.
Dengan demikian diperlukan rekonsptualisasi pendidikan agar berfungsi sebagai media pembebasan denga tetap berpegang pada perindip kewahyuan. Meminjam Istilah Kuntowijoyo perlu upaya menciptakn pendidikan yang berparadigma profetik yang meliputi dimensi humanisasi, liberasi, dan trasedensi.
Humanisasi berarti proses dialogis dengan melibatkan kesadaran kritis sehingga manusia ditempatkan dalam proses sejarahnya masing masing. Bagi Friere, humanisasi inilah yang akan membawa rakyat pada perubahan realistis secara manusiawi.
Liberasi memiliki jiwa pembebasan bagi setiap manusia untuk lepas dari tekanan, penindasan oleh setiap struktur status. Bahwa demokrasi menjadi kata sakral dalam proses liberasi ini. Implikasinya, manusia bebas menyuarakan kebenaran, tidak tunduk dalam arti menjadi budak
Proses humanisasi dan liberasi memerlukan jembatan penghubung agar senantiasa tidak keluar dari hakikat manusia sebagai mahluk sosial dan individual. Inilah yang dimaksud dengan trasendesi ilmiah. Intelelektual yang tetap berbekal wahyu kenabian. Proses ini mengamankan jejak humanisasi dan liberasi dari sekularisasi. Pemisahan antara ilmu dunia dan akhirat.

capung dewangga

No comments: