Friday, January 23, 2009

JANGAN CONTOH NABI MUHAMMAD

Kawan,‭ ‬perjalanan itu berat,‭ ‬kau saksikam itu.‭ ‬Liku-liku,‭ ‬darah jatuh menganak sungai.‭ ‬Miris…setiap kepak buarng camar serta Nazar,‭ ‬mentasbihkan bahwa hidup hanyalah urusan waktu.‭ ‬Aku rindu sosok Syekh Siti Djenar,‭ ‬yang dipenggal oleh kesombongan manusia yang menganggap dirinya‭ “‬Waliyullah‭”‬.
‭ ‬Kawan,‭ ‬jangan contoh Nabi Muhammad,‭ ‬tapi contohlah Machiaveli.‭ ‬Bukan Musa tapi dekati Hitler.‭ ‬Sungguh…aku tak mengada ada.‭ ‬Menjadi Nabi Muhammad,‭ ‬berarti kita harus berani memperhatikan sekeliling,‭ ‬menyantuni,‭ ‬dan tidak lagi berpikir demi diri sendiri.‭ ‬Pun ketika keu memutuskan menjadi Musa,‭ ‬berarti kau siap merasakan sakit akibat usahamu menegakan kalimat Tuhan.
‭ ‬Terlalu berat kawan,‭ ‬tiru saja Machiaveli dan Hitler,‭ ‬walau mereka sombong,‭ ‬bengis,‭ ‬tapi mereka lakukan itu kareana diri mereka sendiri.‭ ‬Dan merekapun bertanggung jawab atas kesombongan dan kebengisan yang mereka tunjukkan.
‭ ‬Kawan,‭ ‬tak pantas kita meniru Nabi Muhammad atau Rosu Musa.‭ ‬Tingkah laku kita terlalu jauh dari apa yang mereka lakukan dulu.‭ ‬Jangan kau mengelak dengan berkata bahwa hidup adalah proses perbaikan.‭ ‬Terlalu sombong ketika kita berucap itu.‭ ‬Meniru Machiaveli dan Hitler saja belum bisa bagaimana mungkin mengekor nabi nabi.Bertanggungjawab atas apa yang dilakukan diri sendiri saja tak bisa,‭ ‬apalagi memperbaiki sekelilikg kita.
‭ ‬Kawan,‭ ‬jangan tiru Nabi Muhammad.

‭(‬capungdewangga‭_‬semarang,170408‭)

1 comment:

Hudan Nur said...

YUP. AKU SEDKIT SALUT ENGAN APA YANG TULISKAN INI!!! AKU SEPAKAT SEPENUH JIWAKU!!! AKU PENGIKUT SITI DJENAR... SALAM