kadang lelah ku memuncak, menepis jeritgetir kebahagiaan,
bahkan aku tak mampu berbuat apapun bagi diri sendiri
rasakah itu..
hening saat ku coba memaksa bertanya, ada apa sebenarnya?
kadang, ruh pergi saat jasad hadir
tak menyapa jiwa..
aku hadir saat ini
namun rindu dahulu
tak berubahkah?
hening kembali
lailatul Qodar menyembunyikan kebenaran
benang merah memutih
entah yang mana yang apollodian
benarkah, tuhan telah mati kata nietche
atau manunggaling jasad kata siti djenar
Semarang, 21 sepetember 2008
untuk sang jiwa
Sunday, September 21, 2008
Sunday, September 14, 2008
Sekelumit kata
Kadang dakwah itu gila, sinting, edan, jika dilihat dari kacamata dunia. Jangan marah dulu saudara, kiayi NU pasti setuju, apalagi semodel Gusdur atau Cak Nun. Wong mereka juga gila!!
Dakwah tak mengahsilkan apapun, secara ekonomi langsung, merugikan malah. Tak ada berita orang sedekah Rp. 1.000.000,-, hartanya bertambah, atau ngajak ngaji tiba tiba ketiban emas batangan 10 kilo. Dakwah memang gila, dilihat dari kacamata dunia.
Gilanya lagi, banyak orang gila yang mencoba berdakwah dengan cara gila gilaan. Dakwah Fardiyah contoh nyatanya. Panas, lama, capek, penat, pegal, keringatan, kelaperan, kurus, bahkan sariawan karena kebanyakan bicara. Dapatnya apa?
Makan? Bayar sendiri
Minum? Ongkos sendiri
Bensin? Punya sendiri
Dakwah memang gila, dilihat dari kacamata dunia.
(Capung dewangga,11 September 2008)
Kadang dakwah itu gila, sinting, edan, jika dilihat dari kacamata dunia. Jangan marah dulu saudara, kiayi NU pasti setuju, apalagi semodel Gusdur atau Cak Nun. Wong mereka juga gila!!
Dakwah tak mengahsilkan apapun, secara ekonomi langsung, merugikan malah. Tak ada berita orang sedekah Rp. 1.000.000,-, hartanya bertambah, atau ngajak ngaji tiba tiba ketiban emas batangan 10 kilo. Dakwah memang gila, dilihat dari kacamata dunia.
Gilanya lagi, banyak orang gila yang mencoba berdakwah dengan cara gila gilaan. Dakwah Fardiyah contoh nyatanya. Panas, lama, capek, penat, pegal, keringatan, kelaperan, kurus, bahkan sariawan karena kebanyakan bicara. Dapatnya apa?
Makan? Bayar sendiri
Minum? Ongkos sendiri
Bensin? Punya sendiri
Dakwah memang gila, dilihat dari kacamata dunia.
(Capung dewangga,11 September 2008)
Rekonseptualisai pendidikan manusia
Bicara tentang pendidikan sama saja membicarakan kehidupan, sebab pendidikan merupakan proses yang dilakukan oleh setiap individi menuju arah yang lebih baik sesuai dengan potensi kemanusiaan. Proses ini hanya berhenti ketika nyawa sudah tak ada dalam jasad manusia. Karena itu semua tratment yang ada dalam pendidikan harus memperhatikan hakikat manusia sebagai mahluk Tuhan denga fitrah yang dimiliki sebagai mahluk sosial sekaligus mahluk individual .
Namun, sayangnya sekarang telah terjadi dualisme keilmuan, dualisme hakikat tujuan fitrah pendidikan. Hal ini dikarenakan anggapan bahwa agama utnujk akhirat dan sains untuk dunia. Padahal menurut Kuntowijoyo dalam bukunya “Islam Trasedental” menyatakan bahwa pendidikan agama khususnya Islam telah memegang komitmen yang tinggi dalam mengembangkakn ilmu pengetahuan, baik ilmu pengetahuan agama maupun sains.
Dengan demikian diperlukan rekonsptualisasi pendidikan agar berfungsi sebagai media pembebasan denga tetap berpegang pada perindip kewahyuan. Meminjam Istilah Kuntowijoyo perlu upaya menciptakan pendidikan yang berparadigma profetik yang meliputi dimensi humanisasi, liberasi, dan trasedensi.
Humanisasi berarti proses dialogis dengan melibatkan kesadaran kritis sehingga manusia ditempatkan dalam proses sejarahnya masing masing. Bagi Friere, humanisasi inilah yang akan membawa rakyat pada perubahan realistis secara manusiawi.
Liberasi memiliki jiwa pembebasan bagi setiap manusia untuk lepas dari tekanan, penindasan oleh setiap struktur status. Bahwa demokrasi menjadi kata sakral dalam proses liberasi ini. Implikasinya, manusia bebas menyuarakan kebenaran, tidak tunduk dalam arti menjadi budak
Proses humanisasi dan liberasi memerlukan jembatan penghubung agar senantiasa tidak keluar dari hakikat manusia sebagai mahluk sosial dan individual. Inilah yang dimaksud dengan trasendesi ilmiah. Intelelektual yang tetap berbekal wahyu kenabian. Proses ini mengamankan jejak humanisasi dan liberasi dari sekularisasi. Pemisahan antara ilmu dunia dan akhirat.
Capung dewangga.13 september 2008
Bicara tentang pendidikan sama saja membicarakan kehidupan, sebab pendidikan merupakan proses yang dilakukan oleh setiap individi menuju arah yang lebih baik sesuai dengan potensi kemanusiaan. Proses ini hanya berhenti ketika nyawa sudah tak ada dalam jasad manusia. Karena itu semua tratment yang ada dalam pendidikan harus memperhatikan hakikat manusia sebagai mahluk Tuhan denga fitrah yang dimiliki sebagai mahluk sosial sekaligus mahluk individual .
Namun, sayangnya sekarang telah terjadi dualisme keilmuan, dualisme hakikat tujuan fitrah pendidikan. Hal ini dikarenakan anggapan bahwa agama utnujk akhirat dan sains untuk dunia. Padahal menurut Kuntowijoyo dalam bukunya “Islam Trasedental” menyatakan bahwa pendidikan agama khususnya Islam telah memegang komitmen yang tinggi dalam mengembangkakn ilmu pengetahuan, baik ilmu pengetahuan agama maupun sains.
Dengan demikian diperlukan rekonsptualisasi pendidikan agar berfungsi sebagai media pembebasan denga tetap berpegang pada perindip kewahyuan. Meminjam Istilah Kuntowijoyo perlu upaya menciptakan pendidikan yang berparadigma profetik yang meliputi dimensi humanisasi, liberasi, dan trasedensi.
Humanisasi berarti proses dialogis dengan melibatkan kesadaran kritis sehingga manusia ditempatkan dalam proses sejarahnya masing masing. Bagi Friere, humanisasi inilah yang akan membawa rakyat pada perubahan realistis secara manusiawi.
Liberasi memiliki jiwa pembebasan bagi setiap manusia untuk lepas dari tekanan, penindasan oleh setiap struktur status. Bahwa demokrasi menjadi kata sakral dalam proses liberasi ini. Implikasinya, manusia bebas menyuarakan kebenaran, tidak tunduk dalam arti menjadi budak
Proses humanisasi dan liberasi memerlukan jembatan penghubung agar senantiasa tidak keluar dari hakikat manusia sebagai mahluk sosial dan individual. Inilah yang dimaksud dengan trasendesi ilmiah. Intelelektual yang tetap berbekal wahyu kenabian. Proses ini mengamankan jejak humanisasi dan liberasi dari sekularisasi. Pemisahan antara ilmu dunia dan akhirat.
Capung dewangga.13 september 2008
ORANG MUDA TAK BOLEH BICARA
Suara Perlawanan tak pernah singgah dari mulut mulut sang merdeka. Kecarut marutan idealisme mahasiswa di Universitas Negeri Semarang menjadi aspek urgent yang harus dicari segera penyelesaiannya. Namun, sayangnya birokrasi yang memiliki kemampuan untuk menjaga hal tersebut, justru menambah kusut bola yang sudah kusut di Universitas Negeri Semarang.
“Kewibawaan Anda sudah hancur di mata saya” teriak Geri Setiawan saat menerima penjelasan Masrukhi M.Pd, Pembantu Rektor III Unnes. Bagaimana tidak, proses persiapan Stadium General “ Selamatkan Indonesia” yang menghadirkan Prof. Amien Rais dan Juga Menegpora Adyaksa Dault dibekukan secara sepihak oleh rektorat dengan alasan yang sangat tidak masuk akal.
Beliau menyatakan bahwa pembekuan pelaksanaan “ Stadium General” dilakukan karena kekhawatiran sedikitnya para peserta akibat berbenturan dengan masa Penerimaan Mahasiswa Baru. Padahal, banyak atau tidaknya peserta Stadium General” tergantung pada planning dan mekanisme penjaringan massa oleh panitia pelaksana.
Panitia Pelaksana telah menyatakan bahwa persiapan telah siap, tinggal pelaksanaan saja. Sayang sekali hal itu tidak pernah menjadi pertimbangan para penguasa Rektorat. Ironis, proses pembelajaran mahasiswa terpaksa hangus akibat ketidakpercayaan dari birokrasi. Memang orang muda belum diperbolehkan untuk bicara. Feodal!!
Semarang 07 Sepetember 2008
Suara Perlawanan tak pernah singgah dari mulut mulut sang merdeka. Kecarut marutan idealisme mahasiswa di Universitas Negeri Semarang menjadi aspek urgent yang harus dicari segera penyelesaiannya. Namun, sayangnya birokrasi yang memiliki kemampuan untuk menjaga hal tersebut, justru menambah kusut bola yang sudah kusut di Universitas Negeri Semarang.
“Kewibawaan Anda sudah hancur di mata saya” teriak Geri Setiawan saat menerima penjelasan Masrukhi M.Pd, Pembantu Rektor III Unnes. Bagaimana tidak, proses persiapan Stadium General “ Selamatkan Indonesia” yang menghadirkan Prof. Amien Rais dan Juga Menegpora Adyaksa Dault dibekukan secara sepihak oleh rektorat dengan alasan yang sangat tidak masuk akal.
Beliau menyatakan bahwa pembekuan pelaksanaan “ Stadium General” dilakukan karena kekhawatiran sedikitnya para peserta akibat berbenturan dengan masa Penerimaan Mahasiswa Baru. Padahal, banyak atau tidaknya peserta Stadium General” tergantung pada planning dan mekanisme penjaringan massa oleh panitia pelaksana.
Panitia Pelaksana telah menyatakan bahwa persiapan telah siap, tinggal pelaksanaan saja. Sayang sekali hal itu tidak pernah menjadi pertimbangan para penguasa Rektorat. Ironis, proses pembelajaran mahasiswa terpaksa hangus akibat ketidakpercayaan dari birokrasi. Memang orang muda belum diperbolehkan untuk bicara. Feodal!!
Semarang 07 Sepetember 2008
Saturday, September 6, 2008
SEDIKIT AJARAN KOMUNISME
1. mARK
BILA WAKTU KITA TIBA, KITA TAK KAN MENUTUPI TERORISME KITA. KAMI TAK PUNYA BELAS KASIHAN DAN KAMI TAK MEMINTA DARI SIAPAPUN RASA BELAS KASIHAN. BIKA WAKTUNYA TIBA, KAMI TIDAK MENCARI CARI ALASAN UNTUK MELAKSANAKAN TEROR. CUMA ADA SATU CARA UNTUK MEMPERPENDEK RASA NGERI MATI MUSUH KITA, DAN CARA ITU ADALAH TEROR REVOLUSIONER
2. vLADIMIR lENIN
TIDAK JADI SOAL BILA TIGA-PEREMPAT PENDUDUK DUNIA HABIS, ASAL YANG SEPEREMPAT TINGGAL ITU KOMUNIS. UNTUK MELAKSANAKAN KOMUNISME, KITA TIDAK GENTAR BERJAKAN DIATAS MAYAT 30 JUTA ORANG.
(TERTARIK ??)
1. mARK
BILA WAKTU KITA TIBA, KITA TAK KAN MENUTUPI TERORISME KITA. KAMI TAK PUNYA BELAS KASIHAN DAN KAMI TAK MEMINTA DARI SIAPAPUN RASA BELAS KASIHAN. BIKA WAKTUNYA TIBA, KAMI TIDAK MENCARI CARI ALASAN UNTUK MELAKSANAKAN TEROR. CUMA ADA SATU CARA UNTUK MEMPERPENDEK RASA NGERI MATI MUSUH KITA, DAN CARA ITU ADALAH TEROR REVOLUSIONER
2. vLADIMIR lENIN
TIDAK JADI SOAL BILA TIGA-PEREMPAT PENDUDUK DUNIA HABIS, ASAL YANG SEPEREMPAT TINGGAL ITU KOMUNIS. UNTUK MELAKSANAKAN KOMUNISME, KITA TIDAK GENTAR BERJAKAN DIATAS MAYAT 30 JUTA ORANG.
(TERTARIK ??)
Friday, September 5, 2008
Tuesday, September 2, 2008
KEBERANIAN
Maju kalian
Hadapi aku yang sendiri
Keluarkan moncong buasmu
Ku rampal dengan telapak tanganku
Tak kan diam
Walau tubuh remuk redam
Kepalan tangan, hantam
Tetap maju
LAWAN
Semarang, 06 Desember 2007
Subscribe to:
Posts (Atom)